Laman

Rabu, 09 Juni 2010

Bisnis Sayuran Hidroponik


Berapa buget belanja sayuran Anda dalam sehari? Nah, kenapa tidak mencoba menanam sendiri. Ada cara menanam yang lebih praktis. Bahkan jika Anda mau bisa dijadikan lahan bisnis.

Kalimat, sehat itu mahal, memang benar adanya. Jadi, sudah seharusnya kita tidak mengonsumsi makanan yang tidak baik. Dan mulailah mengonsumsi makanan sehat yang bisa berasal dari halaman sendiri. Jadi, mari kita awali hidup sehat dari rumah.

"Misalnya, dengan bertanam hidroponik yaitu metode bercocok tanam tanpa tanah," papar Setia Indrijartana, Staf Diklat Pasirmukti. Media penggantinya pasir atau sekam, dan air.

Untuk bertanam hidroponik, tak perlu halaman luas dan modal besar. Bahkan, orang yang tinggal di apartemen pun bisa bercocok tanam dengan cara ini. Modal yang diperlukan hanya nampan plstik. Beragam sayuran pun bisa ditanam. Tinggal pilih, bisa cabai, bayam, caisim, kangkung, kacang panjang, atau terung.

Banyak sekali kelebihan dari bertanam hidroponik. Selain cepat tumbuh, kualitasnya juga bagus karena bebas pestisida, dan yang penting bisa hemat. Nah, jika ingin usaha skala besar, bisa menggunakan botol bekas air mineral dan pralon bisa dirancang untuk bertanam hidroponik.

Agar lebih hemat tempat, kata Setia bisa dibuat rancangan wadah plastik atau pralon bertingkat sehingga bisa menghasilkan lebih banyak sayuran yang ditanam. "

Saat musim kemarau seperti sekarang ini, tanaman hidroponik tak perlu ditutup dengan plastik. "Yang perlu diwaspadai hama ulat. Perhatikan tanaman 3 hari sekali. Begitu ada ulat, langsung basmi. Jika banyak kotoran ulat di bawah tanaman, tandanya terserang hama. Biasanya hama datang di malam hari," papar Setia.

Pentingnya Kontrol dan Pengecekan
Menurut Setia, proses bertanam hidroponik sangat mudah dan bisa dikerjakan oleh ibu rumah tangga di rumah. Cukup siapkan nampan plastik, spons, pinset, dan sumpit.

Setelah bibit berupa biji ditanam, diamkan selama 3 hari dalam kondisi gelap dan lembap, untuk merangsang munculnya benih. Lalu, jemur di bawah sinar matahari selama seminggu untuk kemudian ditanam dalam styrofoam. "Yang penting, lakukan pengecekan, apakah airnya masih cukup atau terserang hama," jelas Setia yang rutin memberi pelatihan di Kebun Wisata Pasir Mukti.

Sayur ini bisa dipanen setelah 1 bulan. Untuk kangkung malah bisa ditanam 2-3 kali. Setia memaparkan, untuk skala konsumsi keluarga, modal awalnya yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 50 ribu. Selamat mencoba!

Menghitung Untung
Jika Anda berniat bisnis sayuran hidroponik. Berikut ini modal yang harus Anda keluarkan dan keuntungan yang akan Anda dapatkan.

Bahan:
1.Tempat plastik Rp 10 ribu
2.Styrofoam Rp 5 ribu
3.Bibit 1 gr Rp 20 ribu
4.Pinset Rp 3 ribu
5.Sponge Rp 5 ribu
6.Cutter Rp 5 ribu
7.Pupuk Rp 250
Modal tersebut digunakan untuk satu tempat saja. Jika ingin dalam jumlah banyak, modalnya tinggal ditambah. Ada bahan tertentu yang harus dibeli dalam jumlah banyak, tapi bisa digunakan sampai beberapa kali. Misalnya, bibit, pinset, cutter, pupuk.

Trik Pemasaran
Menurut Setia, sayur biasa yang dijual di pasaran, misal sawi, Rp 2-3 ribu/kg. Sementara jika sayur hidroponik sekitar Rp 20 ribu/kg. Sebagai pemula, jangan langsung berpikir akan menarik keuntungan yang banyak. Pikirkan risiko yang terjadi jika gagal panen sekian persen dan biaya tidak terduga. "Memang dua hal tersebut belum tentu terjadi. Jika tidak terjadi, uangnya, kan, bisa digunakan untuk hal lain."

Di awal, jangan menjual harga sesuai supermarket. "Kasih harga di bawah pasar misal, Rp 17-18 ribu. Perlihatkan dulu hasil hasilnya pada masyarakat sekitar, tetangga. Lalu ke tingkat RT, RW, saudara, doo to door." Yang lebih gampang memang mengetahui keluarga yang mengonsumsi organik. "Misalnya, ke perkumpulan senam aerobik, kan, kebanyakan ibu-ibu yang suka mengonsumsi makanan sehat."

Baru setelah masyarakat mengenal produk kita, bisa menaikkan harga sesuai dengan pasar. "Keuntungan bisa mencapai 2-3 kali lipat. Kalau bisa jangan sekadar menjual sayur organik, bisa saja ditambah dengan buah organik," tandas Setia. Siap berbisnis?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.