Laman

Kamis, 03 Juni 2010

Jajanan Anak Sekolah Tidak Halal?


Jajanan Anak Sekolah Tidak Halal?
Foto: LPPOM MUI
Jakarta - Salah satu hal penting yang sering dilupakan orang tua adalah masalah jajanan anak ketika di sekolah. Padahal jika ditinjau dari aspek kesehatan dan kehalalan, jajanan tersebut sangat layak dipertanyakan. Bagaimana solusi orang tua menyiasati hal tersebut?

Sebagai orang tua tentunya kita ingin agar apa yang dimakan dan diminum anak-anak adalah makanan yang sehat, aman, bergizi dan halal. Karena dari makanan itulah akan tumbuh darah, daging, tulang dan otaknya. Banyak orang tua yang menjaga betul menu makanan di rumah, tetapi sering melupakan jajanan mereka di sekolah.

Masalahnya saat di sekolah anak-anak otomatis terlepas dari pengawasan orang tua. Mereka memiliki kebebasan menggunakan uang jajan untuk membeli makanan dan minuman sesuai selera. Apalagi dalam suasana bermain dengan teman-teman, penentuan makanan apa yang akan dibeli dan dikonsumsi juga sangat dipengaruhi oleh teman sepermainan.

Kalau kita perhatikan makanan dan minuman yang dijual di depan sekolah kebanyakan kualitasnya sangat memprihatinkan. Kondisi jualan, sanitasi, kesehatan dan asal-usul bahan yang digunakan masih menyisakan pertanyaan. Ditinjau dari aspek kesehatan dan kehalalan, makanan itu sangat layak dipertanyakan.

Hal ini kadang diperparah oleh daya beli anak-anak yang hanya sebatas uang saku mereka. Para penjual itu mau tidak mau harus menyiasati bagaimana dagangannya dapat dijual harga yang sesuai. Di sinilah kita boleh curiga bahwa tidak menutup kemungkinan mereka menggunakan bahan-bahan yang tidak sehat dan tidak halal.

Beberapa makanan dan minuman anak-anak sekolah yang layak dicurigai antara lain adalah bakso, cireng, cendol, makanan ringan dan minuman warna-warni. "Bahan yang mesti kita waspadai adalah bahan pemanis, pewarna dan perasa. Begitu pula bahan-bahan yang berasal dari hewani, bahan tersebut harus kita kritisi kehalalannya dan dosis yang cenderung berlebih juga harus kita perhatikan, sebab akan mempengaruhi kesehatan," ujar Dr. Hj. Anna P. Roswiem. Ahli biokimia IPB.

Anak-anak memiliki dunia mereka sendiri sehingga memberikan larangan jajan merupakan langkah yang kurang efektif. Oleh karena itu peran orang tua sangat penting yaitu dengan memberikan pengertian sejak dini tentang kehalalan dan kesehatan makanan pada anak hingga tertanam dalam diri mereka. Tetapi, sebelum memberikan pengertian pada anaknya, orang tua sendiri hendaknya harus tahu lebih dulu apa itu makanan halal dan thayib.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak anak untuk membuat penganan di rumah. Disini Anda bisa tahu apa saja makanan favorit mereka dan bisa membuatkannya sebagai bekal ke sekolah. Paling tidak dengan membawa bekal makanan favorit dari rumah, meski tidak setiap hari bisa mengurangi keinginan mereka untuk jajan di luar.

(Sumber LPPOM MUI)

( dev / Odi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.