Laman

Kamis, 03 Juni 2010

'Keroncong Masuk Kurikulum Pelajaran di Malaysia'


Penyanyi Keroncong senior Waljinah diiringi Light Keroncong Orchestra, saat tampil dalam konser Orkestra Keroncong di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu malam (29/7). Foto: ANTARA/Regina Safri

TEMPO Interaktif, Surakarta - Musik keroncong yang merupakan budaya asli Indonesia ternyata tidak bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Saat ini musik keroncong justru tengah berkembang pesat di Malaysia. Mereka juga mempromosikan musik keroncong melalui radio serta televisi kabel ke berbagai belahan dunia.

Wakil Ketua III Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia Jawa Tengah, Wartono, mengatakan jika pelajaran musik keroncong telah menjadi kurikulum di berbagai sekolah di Malaysia. "Artinya musik keroncong memang sangat dihargai di negara itu," kata Wartono ketika ditemui di sela Gelar Pentas Keroncong 12 Jam di Surakarta, Kamis (27/05).

Wartono juga mengatakan jika Malaysia saat ini cukup gencar mempromosikan musik keroncong ke berbagai negara melalui siaran radio serta televisi kabel. Hal itu membuat banyak warga Eropa yang mengira musik keroncong berasal dari Malaysia.

Meski demikian, perkembangan musik keroncong di Malaysia harus ditanggapi secara positif oleh warga Indonesia sebagai pemilik asli musik keroncong. "Sebab hal itu membuktikan jika musik keroncong mulai mendunia," kata Wartono. Menurutnya, Indonesia hanya membutuhkan pengakuan jika musik keroncong merupakan budaya asli dari Indonesia.

Kondisi tersebut diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran bagi para seniman dan pemerintah untuk dapat mengembangkan musik keroncong di tanah air. "Saat ini bisa dibilang musik keroncong terus menurun popularitasnya di Indonesia," kata dia.

Di Surakarta misalnya, saat ini tinggal terdapat sekitar 34 kelompok musik keroncong yang masih tercatat. Beberapa di antaranya saat ini sudah tidak beraktivitas lagi.

AHMAD RAFIQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.