Laman

Jumat, 25 Juni 2010

Lonceng dan Jam di Menara Stadhuis


KOMPAS.com -- Bicara soal gedung eks balai kota Batavia, tak lengkap jika tak bicara detil bangunan. Dikisahkan ada gerbang kecil terbuat dari batu relief lengkap dengan pintu yang menutupi ruang sempit/balkon yang terletak di atas pintu masuk gedung. Jendela di ruang ini dan ruangan besar luar dipasang teralis yang kuat serta daun jendela yang membuka ke dalam.

Ruang kecil ini hanya dipakai jika dilakukan eksekusi di halaman depan balai kota. Kamar kecil ini fungsinya seperti tempat para hakim di Balai Kota Amsterdam. Menurut tradisi, hukuman harus dilakukan di bawah langit yang biru dan dapat dilihat oleh umum.

Di dalam gedung itu ada tangga melingkar kecil di salah satu sudut ruangan menuju ke loteng. Tangga ini berasal dari balai kota yang lama. Sewaktu gedung diperbaiki, tangga ini terpaksa dipasang di sudut di mana cocok untuk menuju loteng.

Loteng gedung digunakan sebagai gudang untuk arsip-arsip, Genteng asli dari abad ke 18 telah diganti dengan yang baru di tahun-tahun berikutnya. Dari loteng terdapat sebuah tangga yang curam yang menuju ke menara berbentuk oktagonal. Di situ dipasang lonceng yang akan dibunyikan jika eksekusi akan dilakukan.

Tahun 1741 lonceng lama yang telah retak diganti dengan yang masih ada sekarang ini. Di atas lonceng terlihat tulisan Soli Deo Gloria - Johannes Reynhard Lempke Baas Koper - Schlager - Anno Batavia 1742. Lempke adalah pandai besi dari perkampungan tukang, ia ahli tembaga. Demikian dikisahkan Hans Bonke dan Anne Handojo dalam Dari Stadhuis Sampai Museum.

Lempke berkarya sejak 1731-1751. Sewaktu pemerintahan Inggris (1811-1815) dipasang jam mekanik sehingga orang di luar dapat melihat jam. Jam ini dibuat oleh Aynswith Thurutus Clerkenwell London 1788 Clockmaker to the Honble East India Company.

Jam yang dipasang pada dinding luar menara dihilangkan sewaktu restorasi tahun 1972. Jam mekanik, masih ada di dalam menara. Perjalanan di gedung balai kota tidak lengkap tanpa mampir di lima sel tahanan yang terletak di sisi halaman belakang balai kota.

Ruangan ini gelap dan ditutup dengan pintu kuat. Cahaya dan peredaran udara hanya melalui sebuah jendela berteralis tebal. Di sisi tembok terdapat lingkaran besi untuk merantai para tahanan.

Sementara itu dekorasi Balai Kota Batavia disebut Bonke dan Handojo sebagai tampak kosong dan tidak terlihat unsur-unsur dekoratif. Kedua cekung yang berada di sebelah kanan kiri pintu masuk yang direncanakan untuk patung, dari dulu sampai sekarang kosong.

De Haan, pegawai arsip lama, menyebutkan, gedung Balai Kota Batavia hanya menarik bagian luarnya sedangkan bagian dalam hanya memperlihatlan tembok-tembok putih polos, bagaikan orang yang sekonyong-konyong kaya. Padahal warga Batavia yang melihat gedung balai kota di abad 18 memuji keserasian interior balai kota.


WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.