Laman

Jumat, 05 November 2010

Bagaimana Wedhus Gembel Menyapu Kilometer 18

Ismoko Widjaya
Merapi meletus lagi (FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

VIVAnews - Letusan dahsyat Gunung Merapi yang terjadi dini hari tadi merupakan rentetan sejak Rabu 3 November lalu. Hingga kini letusan masih terus berlangsung dan hembusan awan panas masih terjadi.

"Awan panas meluncur secara bebas di aliran sungai," kata Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R Sukhyar di Yogyakarta, Jumat 5 November 2010.

Jauhnya cakupan dan luncuran awan panas wedhus gembel hingga ke sekitar kilometer 16 sampai 18 atau daerah Kecamatan Cangkringan, salah satunya disebabkan karena aliran sungai.

Hampir semua korban tewas merupakan warga Argomulyo, Kecamatan Cangkringan. Wilayah ini termasuk dalam aliran Kali Gendol. Jalur utama sungai yang berhulu dari Gunung Merapi.

"Karena sungai sudah dalam kondisi penuh material panas yang dimuntahkan oleh gunung merapu, sehingga luncuran awan panas semakin jauh," kata Sukhyar. Itulah yang menjadi dugaan hingga awan panas dini hari tadi menewaskan 64 orang warga Argomulyo.

Peristiwa tewasnya warga Argomulyo terjadi beberapa saat setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) memperluas radius bahaya Merapi. Yang tadinya di posisi 15 kilometer menjadi 20 kilometer.

Sukhyar juga menyatakan data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB semua pos pengamatan melaporkan suara gemuruh dapat terdengar dari jarak 30 kilometer dari puncak.

"Hujan abu pada radius 30 kilometer dan hujan pasir di radius 15 kilometer," kata dia. Laporan lain menyebut, gempa tremor dan guguran lava masih terjadi secara berentetan. Awan panas juga terus dikeluarkan.

(Laporan: Juna Sunbawa l DIY, umi)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.