Laman

Jumat, 05 November 2010

Erupsi Gunung Merapi masih terjadi dengan intensitas yang tinggi.

Pasca Erupsi Merapi (AP Photo/Slamet Riyadi)

VIVAnews - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menegaskan aktivitas Gunung Merapi mulai mereda. Namun demikian aktivitas Merapi tetap saja tinggi ditandai dengan gempat tremor dan awan panas meluncur berentetan.

"Memang aktivitas Merapi agak mereda. Tapi potensi erupsi masih sangat besar, mengingat tekanan magma dari dalam masih kuat," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandrio, Yogyakarta, Jumat 5 Oktober 2010.

Menurut Subandrio, pengamatan yang dilakukan secara visual tentang kondisi merapi mengalami hambatan karena terhalang oleh kabut. Sedangkan pemantauan melalui seismograf hanya mengandalkan satu seismometer yang berada di Plawangan, Kawasan Kaliurang, Sleman.

"Sedangkan empat alat pemantau yang berada di dekat puncak gunung mati karena rusak akibat diterjang awan panas," kata Subandrio.

Sementara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melansir pengamatan Merapi sampai pukul 19.00 WIB, erupsi masih terjadi dengan intensitas yang tinggi. Rentetan awan panas masih terus berlangsung sepanjang siang sampai malam ini.

Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh informasi bahwa awan panas berentetan, gempa tremor berentetan, guguran juga berentetan.

Berdasarkan laporan visual dari petugas pos pengamatan, semua pos melaporkan bahwa Merapi tertutup kabut. Terdengar suara dentuman hingga Wirobrajan Yogyakarta yang berjarak 30 kilometer dari puncak Merapi.

Sebelumnya, hingga pukul 14.00 WIB terjadi rentetan guguran lava, rentetan tremor dan rentetan awan panas. Pada saat itu erupsi masih terjadi dengan intensitas yang sangat tinggi. Setelah itu hanya sesekali awan panas meluncur.

"Awan panas sesekali meluncur sehingga masih sangat berbahaya," dia mengingatkan. Awan panas ini meluncur melalui sungai-sungai seperti Kali Woro, Kali Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kalisat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Truising dan Kali Apu.

"Warga yang berada dalam radius 300 meter dari alur sungai harus dievakuasi dan diungsikan," tambah dia.

Laporan: Juna Sanbawa l DIY

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.