Laman

Kamis, 18 November 2010

‘Silet’ Dihentikan KPI

Permintaan maaf Redaksi Silet, yang ditayangkan RCTI

JAKARTA | SURYA Online - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi terhadap program tayangan infotainment Silet yang ditayangkan di RCTI karena dinilai memberikan informasi yang menyesatkan masyarakat terkait bencana letusan Gunung Merapi. Ketua KPI Pusat, Dadang Rahmat Hidayat, mengatakan bahwa pihaknya telah meminta program ini dihentikan untuk sementara waktu hingga pemerintah mencabut status ’siaga’ pada Merapi.

“Kami sudah mengeluarkan teguran, sanksi penghentian sementara terhadap program Silet karena tayangan yang disampaikan itu sudah menimbulkan keresahan. Permintaan (penghentian) kami mulai besok,” kata Dadang di Kantor KPI, Jakarta Pusat, Senin (8/11/2010).

Menurutnya, akibat pemberitaan yang ditayangkan oleh program Silet pada Minggu (7/11/2010) tentang akan adanya bencana Merapi yang lebih dahsyat, masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya menjadi resah dan panik. Bahkan, akibat tayangan tersebut ratusan pengungsi meminta dipindahkan dari Muntilan ke Nanggulan, Kulon Progo.

“Tim relawan dan SAR harus mengurus secara swadaya 550 orang pengungsi yang terganggu akibat tayangan di media Silet. Kami ingin menghargai masyarakat Yogyakarta yang kena imbasnya terhadap tayangan ini,” papar Dadang.

Di pihak lain, Pemimpin Redaksi RCTI, Arief Suditomo, enggan mengomentari sanksi dari KPI ini. Namun sebelumnya Redaksi Silet, Senin (8/11/2010) pagi, telah meminta maaf atas siaran infotainment di RCTI, Minggu (7/11/2010), yang mengabarkan ramalan letusan dahsyat Merapi. Akibat tayangan tersebut, presenter Silet, Fenny Rose, sempat dikecam banyak orang di media sosial di internet karena dinilai tidak pantas.

Dalam tayangan Silet itu,Fenny Rose sempat membuat pernyataan kontroversial. Antara lain menyebut Yogyakarta adalah kota malapetaka, dan pada tanggal 8 November 2010 akan terjadi bencana besar. Banyak pihak mengecam pernyataan tersebut tidak pada porsinya dan dinilai meresahkan masyarakat. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun didesak turun tangan untuk memberikan teguran ataupun sanksi.

Pihak Fenny Rose, diwakili suaminya, Enkito, Minggu (7/11), sempat menanggapi kecaman publik. Seperti diberitakan Surya, suami Fenny Rose mengatakan bahwa semua isi tayangan merupakan tanggung jawab production house karena sebagai presenter tugas Fenny Rose hanya membacakan skrip yang sudah disiapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.