Laman

Minggu, 20 Juni 2010

Beriklan yang Efektif

Tung Desem Waringin (Foto: dahsyat.com)

APAKAH Anda pernah melihat bentuk kampanye tentang antinarkoba? Baik berupa iklan media cetak, brosur, iklan televisi, billboard dan sebagainya?

Apa yang biasanya tertulis dalam iklan–iklan tersebut? Yang sering kita temui mungkin biasanya tertulis "Jauhi NARKOBA" , "Jangan Gunakan NARKOBA" dan sebagainya (biasanya tulisan narkoba ditulis dengan huruf yang lebih besar dan jelas).

Tantangan iklan antinarkoba di Indonesia, seringkali mengingatkan orang untuk ingin tahu: Apa itu narkoba? Kelihatannya boleh juga. Namun, semakin banyak tulisan ’’dilarang” atau ’’antinarkoba”, narkoba ini seperti diiklankan secara gratis.

Kemudian, bagaimana iklan yang lebih efektif? Waktu saya pergi ke Singapura, dan berjalan di lorong bawah tanah menuju MRT (kereta bawah tanah) saya melihat sebuah gambar yang sangat menjijikkan, di mana ada satu orang yang kurus kering, telanjang. Tubuh itu tergeletak di dekat kloset toilet dengan kotoran manusia yang berceceran di sekitarnya, bahkan ada yang mengenai tubuhnya.

Di bawahnya tertulis ”Narkoba membuat anus anda terbuka”. Anda tidak akan bisa menahan buang air besar. Kotoran anda ke mana-mana. Hiii...... sungguh menjijikkan. Bagaimana kesan atau perasaan Anda, jika melihat gambar tersebut? (setidaknya Anda sudah bisa membayangkan dari gambaran saya tadi).

Sampai sekarang, kalau saya ingat narkoba, perasaan jijik yang langsung keluar. Inilah iklan antinarkoba yang sukses. Sederhana, shocking, konkret, emosional, menjijikkan langsung dikaitkan dengan narkoba.Selesai!

Sekarang bagaimana menggunakan ilmu ini untuk anda yang mendesain iklan agar mengingatkan? (sebetulnya bukan hanya iklan, tetapi Anda bisa menggunakan 12 pilar marketing untuk menyentuh target market Anda, dengan cara yang sama). Misalnya perusahaan seperti mobil, sepeda motor, atau apapun. Bagaimana menggunakan jurus Pavlov/”Cantolan”?

Kuncinya adalah buatlah iklan yang ceritanya simpel, shocking, konkret, emosional, bisa dipercaya, sampai menimbulkan satu perasaan tertentu yang kita inginkan. Misalnya: ”Aman”,”Menguntungkan”,”Ultimate Driving Pleasure”, ”Sehat & Segar”, ”Kuat”, ”Putih Cantik”, ”Cinta Yang Abadi”,”Mapan”,dll. Setelah itu,baru keluarkan produk/ jasa Anda.

Yang kadang tidak ada hubungannya juga dengan perasaan tadi. Ulangi sampai menjadi ”cantolan” kebiasaan. Dengan demikian Anda bisa sukses menjajah pikiran orang tanpa disadari. Inilah sebabnya ada orang yang mendengarkan musik tertentu mendadak menangis karena pada waktu dia mendengarkan musik tersebut dia punya cantolan terhadap satu perasaan tertentu.(adn)

TUNG DESEM WARINGIN
Pelatih Sukses No 1 di Indonesia The most Powerful People and Ideas in Business 2005
(Koran SI/Koran SI/rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.