Laman

Senin, 12 Juli 2010

Menelusuri Jejak Blume di Tanjakan Setan


KOMPAS IMAGES/MAZMUR A SEMBIRING
Para pendaki beristirahat di Kandang Badak di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/07/2010). Kandang Badak berada pada ketinggian 2.220 meter di atas permukaan laut (mdpl), sering digunakan sebagai tempat berkemah sebelum menuju puncak Gunung Gede pada ketinggian 2.958 mdpl.

KOMPAS.com - Gunung Gede (2.958 mdpl) di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) salah satu tujuan favorit wisata dan olahraga alam yang bisa ditempuh sekitar 100 kilometer dari Kota Jakarta.

Setiap musim liburan, taman nasional yang memiliki luas 21.975 hektar ini selalu ramai dikunjungi. Pendakian menuju puncak Gunung Gede berjubel ditambah dengan wisatawan yang hendak menuju air terjun Cibeureum.

Jalur yang banyak ditempuh pendaki untuk mencapai puncak adalah melalui pintu gerbang Kebon Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. Kemudian mendaki lewat Telaga Biru, air terjun Cibeureum, air panas, dan Kandang Badak.

Jalur ini dibuat oleh Blume, orang pertama yang mendaki lewat Cibodas. Dari Kandang Badak, dia berjalan ke kawah, menyusuri kaki Gunung Gede yang terjal, yang sekarang dikenal dengan "tanjakan setan" dan berakhir di Alun-alun Suryakencana.

Para pendaki menyukai “Jalur Blume” karena bisa menyaksikan berbagai keindahan alam yang asri. Setelah mendaftar di pos Cibodas, pendaki akan menyaksikan Telaga Biru di ketinggian 1.575 meter dari permukaan laut (mpdl) atau dengan jarak tempuh perjalanan sekitar setengah jam.

Selepas menikmati telaga, 40 menit kemudian kita bisa menikmati indahnya air terjun Cibereum (1.675 m.dpl).

Perjalanan selepas air terjun mulai terjal dengan kondisi jalan yang lebih buruk. Sekitar sejam perjalanan setelah air terjun, air panas sudah menantikan para pendaki. Suhunya berkisar 50-700 derajat celsius.

Serasa mandi sauna ketika melewati air panas, karena uapnya pasti menerpa seluruh tubuh. Ada baiknya, bagi pendaki yang berkacamata agar melepaskannya karena akan sulit melihat dalam kondisi penuh kepulan asap.

Setelah hampir 3,5 jam perjalanan dari pos Cibodas, pendaki akan menemui tempat berkemah yang biasa disebut Kandang Batu (2.220 mdpl). Tempat ini cocok menjadi tempat bermalam karena tanahnya landai dan ada aliran sungai. Namun, tempat berkemah favorit adalah di Kandang Badak (2.395 mdpl). Tanah landai di tempat ini memang lebih luas dan tersedia kakus. Dulunya disini ada rumah (shelter), namun sekarang hanya tinggal dinding.

Perjalanan menuju puncak tinggal 2 jam. Bagi yang ingin menikmati matahari terbit, dianjurkan pendakian dari tempat ini dimulai sekitar pukul 2.00 dini hari. Perjalanan menuju puncak adalah medan terberat. Jarak antara Kandang Badak dan puncak hanya 563 meter, namun waktu tempuh bisa mencapai 2-3 jam, tergantung kemampuan pendaki.

Menjelang puncak kita harus berhadapan dengan "tanjakan setan" yang sangat terjal. Tapi jangan khawatir, disediakan tali untuk mendaki. Keletihan menggapai puncak bisa terobati karena perjalanan menuju puncak disebelah kiri terdapat kawah.

Setelah mencapai puncak, rasanya kurang lengkap jika belum melihat bunga edelweiss (Anaphalis javanica) di Alun-Alun Surya Kencana di ketinggian 2.800 mdpl. Perjalanan ke alun-alun sekitar sejam. Luas alan-alun yang mencapai 50 hektar terhampar edelweiss yang sangat menarik untuk diabadikan.

Setelah puas menikmati Edelweiss, kita bisa turun dari utara melalui Pos Gunung Putri, Cianjur atau lewat selatan melalui Pos Selabintana, Sukabumi. Laporan wartawan KOMPAS.com Mazmur A Sembiring

1 komentar:

  1. ok deh arnold,ntar kl qt ke bandung dah ada referensi utk sewa dmn kalo mau camping,thks

    BalasHapus

About

Diberdayakan oleh Blogger.