Laman

Jumat, 05 November 2010

Abu Vulkanik Menyerang Mata dan Pernafasan

Seorang pria dan anaknya selamat dari letusan Gunung Merapi (AP Photo/Achmad Ibrahim)

VIVAnews - Jumlah pengungsi letusan Gunung Merapi terus bertambah. Di Stadion Maguwohardjo, para pengungsi mulai berbenah.

Pantauan VIVAnews, para pengungsi mulai berebut bahan bantuan seperti pakaian. Mereka diberi jatah masing-masing memperoleh tiga sampai empat potong pakaian.

"Saat ini yang diperlukan adalah pakaian layak pakai, karena saat ini kita masih kekurangan stok," kata Didik Endro, salah seorang relawan, yang ditemui VIVAnews di Posko Pengungsian Marguwo, Yogyakarta, Sabtu 6 November 2010.

Tidak hanya itu, para pengungsi juga terlihat antre memeriksakan diri ke posko kesehatan. Debu vulkanik memang menyerang, terutama pada pernafasan dan juga mata.

Menurut tim dokter, para pengungsi banyak yang terserang infeksi saluran pernafasan (ISPA). "Ada sekitar 400 pengungsi yang sebagian besar manula mengalami gangguan pernafasan," kata dokter Ina.

Menurut Ina, para pengungsi juga banyak yang meminta obat tetes mata. Hal ini dikarenakan masih banyaknya debu vulkanik yang menyelimuti Yogya. Selain mem

Selain itu, para pengungsi terlihat mengantre MCK. Pasalnya, MCK yang disediakan di posko pengungsian ini cukup minim jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi yang mencapai 24 ribu.

Letusan Merapi ini telah merenggut sebanyak 114 nyawa. Sebanyak 69 orang tewas akibat letusan kemarin. Ditambah korban saat letusan pertama yang berjumlah 45 orang. Sejumlah media asing menyebut jumlah korban 122 orang.

Akibat letusan kemarin, zona bahaya Merapi diperluas menjadi radius 20 kilometer. Warga juga diminta untuk menghindari daerah yang dekat dengan kali yang berhulu di Merapi.

• VIVAnews- Arry Anggadha, Sandy Adam Mahaputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.