Laman

Selasa, 23 November 2010

Ketika Rambut Mulai Menipis

Perempuan mana pun tentu tidak tenang jika mengalami kerontokan rambut, meskipun ada yang mengatakan bahwa kehilangan 40-100 helai rambut dalam sehari adalah hal yang normal. Rambut adalah mahkota wanita, dan ketika wajah Anda berubah gara-gara rambut mulai menipis, hal ini tentu mempengaruhi penampilan dan perasaan Anda secara keseluruhan. Untuk mencegah penipisan bertambah parah, ikuti beberapa tips di bawah ini:

1. Pilih produk yang tepat. Menurut Dr Mehmet Oz, MD, dokter yang kerap tampil di acara Oprah Winfrey Show, kebanyakan apa yang kita lakukan terhadap rambut justru merusak rambut. Misalnya, kita menggempur rambut dengan udara panas, mem-bleaching rambut, dan kemudian mengecatnya. Panas menyebabkan air di bawah lapisan terluar helai rambut membentuk gelembung yang menyebabkan rambut stres dan rapuh. Gelembung-gelembung ini menyusup ke bawah lapisan yang melindungi rambut, mengusirnya, sehingga membuat rambut Anda bercabang.

Untuk mencegah rambut rusak, perbaiki cara Anda merawat rambut. Sebaiknya keringkan saja rambut dengan handuk, atau gunakan panas rendah jika ingin mem-blow dry. Gunakan sikat rambut dengan bulu keras yang bulat, yang akan memijat rambut dan kulit kepala tanpa merusaknya. Gunakan shampo untuk keramas setiap 2 atau 3 hari sekali. Pada hari lainnya, cuci dan pijak kulit kepala Anda dengan air, atau air dan kondisioner (bila mungkin, gunakan air bersih yang bebas kaporit, karena kaporit bisa berubah menjadi racun bernama trichloromethanes yang merusak rambut). Hal ini akan membantu rambut lebih bersinar.

2. Makanlah salad alpukat. Minyak alpukat bisa menghentikan dihydrotestosterone (DHT), senyawa yang mematikan folikel rambut. Selain salad alpukat, masih banyak makanan sehat lain untuk rambut:

  1. Salmon dan sarden. Makanan yang kaya omega-3 ini membantu rambut kembali bersinar. Minyak ikan atau suplemen DHA juga cukup bermanfaat.
  2. Rice bran (dedak, atau bekatul). Bekatul kaya vitamin B, yang dapat memperlambat kerontokan rambut dan mendorong pertumbuhan rambut yang baru. Campurkan bubuk bekatul ke dalam susu, kopi, atau sereal Anda. Sumber vitamin B lainnya adalah kacang-kacangan, kacang polong, wortel, kedelai, kembang kol, dan telur.
  3. Hindari lemak hewani, dan daging merah, jika rambut rontok. Keduanya bisa menyebabkan produksi DHT dan kerusakan folikel rambut.
  4. Simpan teh hijau. Seduh ke dalam teko, dinginkan, lalu siramkan ke rambut untuk membantu membunuh jamur penyebab ketombe. Bila teh hijau Anda minum, kafein yang terkandung di dalamnya juga membantu memperlambat penipisan rambut.

3. Hilangkan stres. Stres juga berpengaruh terhadap matinya folikel rambut. Coba ikuti cara cepat untuk rileks: Ketika Anda merasa gelisah, Anda cenderung bernafas pendek-pendek, menggunakan otot dada bagian atas. Pernafasan Anda bisa menjadi sangat cepat dan tidak menentu, menyebabkan terjadinya hyperventilation. Pernafasan yang terkontrol adalah suatu teknik yang dapat Anda gunakan untuk menetralkan respons stres ini, dan mendukung diri Anda untuk mulai tenang dalam 3 - 5 menit. Untuk mencoba teknik sederhana ini, ikuti langkah-langkahnya:

  1. Berbaring telentang, letakkan satu tangan di atas dada, dan tangan lainnya di atas perut.
  2. Tarik nafas perlahan-lahan dan dalam melalui hidung, sampai hitungan 4.
  3. Perhatikan tangan yang terletak di perut akan terangkat ketika Anda mengisi paru-paru dengan udara, mengembangkan dada Anda.
  4. Tahan nafas Anda sampai hitungan ke-4.
  5. Buang nafas perlahan-lahan melalui mulut atau hidung pada hitungan ke-4.
  6. Ulangi untuk 10 kali bernafas secara penuh, dalam 2 atau 3 set.

4. Konsultasikan kepada dokter. Perlu Anda ketahui bahwa Anda sebaiknya tidak mengabaikan kerontokan rambut. Rambut rontok bisa merupakan gejala efek samping obat-obatan, malnutrisi, dan stres emosional. Untuk mendapatkan akar permasalahannya, Anda perlu menemui dermatologist secepatnya. Sedangkan dokter mungkin ingin mengetahui penyebab lain dari penipisan rambut, jika hal itu sudah terjadi lebih dari satu tahun dan bukan merupakan perubahan hormon akibat melahirkan, stres fisik seperti demam tinggi, atau trauma emosional mendadak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.