Laman

Kamis, 10 Juni 2010

Pengembangan Wisata Masih Terabaikan


KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Peserta karnaval dari Provinsi Papua memeriahkan Jember Fashion Carnival di TMII, Jakarta, Minggu (25/4/2010). Selain menampilkan peragaan busana dari Jember, karnaval ini juga dimeriahkan oleh atraksi budaya dari beberapa provinsi di Indonesia.

JAYAPURA, KOMPAS - Pengembangan potensi wisata Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, masih terabaikan. Padahal, danau seluas 9.360 hektar ini menyimpan beragam kekayaan budaya yang dipadu eksotisme alam khas Papua.

Budaya di Danau Sentani sangat memikat. Belum lagi potensi wisata kuliner terapung, dengan latar belakang keindahan alam Bukit Cycloops.

Festival Danau Sentani III yang berlangsung 19-23 Juni 2010 diharapkan membuka ruang transformasi budaya yang bisa menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata.

Konsultan pariwisata di Jayapura, Mian Simanjutak, Kamis (3/6), mengatakan, kendati hanya berjarak 30 kilometer sebelah barat pusat kota Jayapura, pengembangan pariwisata Danau Sentani belum optimal. Padahal, wilayah ini menyimpan beragam seni, adat, dan budaya yang menarik serta dapat dijadikan paket wisata bagi wisatawan lokal ataupun mancanegara.

Berdasarkan pengamatan di Danau Sentani, Rabu (2/6/2010), gugusan pulau yang tersebar di danau ini memiliki karakteristik budaya masing-masing. Salah satunya Kampung Babrongko yang terkenal dengan ukiran kayu khas Sentani. Selain itu, ada budaya membuat perahu khas Sentani yang disebut ifa (perahu untuk pria) dan hayi (perahu untuk perempuan).

”Budaya di Danau Sentani sangat memikat. Belum lagi potensi wisata kuliner terapung, dengan latar belakang keindahan alam Bukit Cycloops. Namun, butuh investasi besar dan transformasi pengetahuan tentang wisata kepada penduduk asli,” kata Simanjuntak.

Untuk itu, seyogianya Festival Danau Sentani tidak hanya menjadi ajang seremonial tahunan, tetapi mampu mengenalkan konsep daerah wisata kepada masyarakat lokal. Ia menilai, saat ini sebagian masyarakat belum siap menerima kedatangan wisatawan sehingga dibutuhkan waktu untuk menyadarkannya akan pentingnya pariwisata.

”Jangan sampai masyarakat hanya menjadi penonton saat wisatawan datang. Jika itu yang terjadi, ada potensi masyarakat melakukan tindakan negatif, seperti merusak obyek wisata. Warga asli harus dilibatkan dan diberi pemahaman bahwa dengan cara yang tepat, kekayaan alam di lingkungannya dapat meningkatkan kesejahteraan,” katanya.

Festival Budaya Danau Sentani 2010 akan dipusatkan di kawasan wisata Kalkhote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, dan rencananya akan dibuka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.

Tiga konsep

Menurut Ketua Panitia Festival Danau Sentani 2010 Anna Sawai, festival kali ini akan menampilkan tiga konsep, yakni pergelaran, pameran, dan tur. Selain itu, akan ditampilkan festival budaya berbasis masyarakat.

Kegiatannya adalah tari kolosal adat Sentani, lomba budaya, lomba olahraga air, gema tifa kolosal, promosi dan pameran potensi ekonomi, kuliner khas Papua dan Nusantara, kerajinan rakyat Papua, pesona anggrek, dan tanaman hias khas Papua. Wisatawan juga diajak mengelilingi Danau Sentani, perjalanan ke kampung wisata laut Tablanusu, seremoni tugu sejarah Perang Dunia II di Genyem, hingga melihat pesta kembang api.

Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae mengatakan, Festival Danau Sentani tahun ini mengangkat tema ”Loving Culture for Our Future” (Cinta Budaya untuk Masa Depan). (

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.