Laman

Rabu, 17 November 2010

SAR Gunakan Backhoe Untuk Cari Korban Merapi


KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Anggota Kopassus melakukan pencarian jenazah korban letusan Gunung Merapi di Dusun Banjarsari, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (8/11/2010). Letusan Gunung Merapi yang kembali terjadi 5 November lalu mengakibatkan sedikitnya 81 orang tewas, 66 orang luka-luka terkena semburan awan panas, dan 30.000 warga mengungsi.

SLEMAN, KOMPAS.com — Tim evakuasi Search and Rescue (SAR) Daerah Yogyakarta mulai menggunakan alat berat atau backhoe untuk mencari jenazah korban yang tertimbun material vulkanik, Kamis (18/
11/2010) pagi. Alat berat digunakan karena timbunan pasir dan batu sulit digali secara manual.

Dibantu sekitar 30 anggota TNI Angkatan Darat Yonif 403/Wirasada Pratista Kentungan, 20 personel SAR Yogyakarta mencari jenazah korban erupsi Merapi sejak pukul 06.00 di dua lokasi. Pencarian dilakukan di dua titik, yakni di Dusun Guling, Desa Argomulyo, dan Dusun Ngempringan, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan.

Alat berat digunakan di Dusun Guling sebab tim SAR Yogyakarta hanya mampu meminjam satu backhoe. "Satu backhoe ini juga dapat pinjam dari perusahaan swasta yang rela membantu. Kami sudah minta ke pemerintah daerah, tetapi banyak alasannya sehingga lama," ujar Komandan SAR Yogyakarta Brotoseno.

Hingga pukul 08.00, pencarian dengan memakai backhoe belum membuahkan hasil, padahal targetnya menemukan tiga jenazah. Namun, di Ngepringan, tim evakuasi SAR Yogyakarta berhasil menemukan dua dari tujuh jenazah yang dicari.

Menurut Brotoseno, alat berat digunakan karena timbunan material vulkanik setebal lebih dari 1 meter itu tak bisa ditembus dengan alat gali manual. Sekop yang dipakai sering bengkok karena tak mampu menahan panasnya timbunan material vulkanik. Meskipun di bagian permukaan sudah relatif dingin, tetapi di bagian dalam masih panas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.